Selasa, 11 Juli 2017

TEORI TRANSLASI MATA UANG ASING



MAKALAH
AKUNTANSI INTERNASIONAL
TEORI TRANSLASI MATA UANG ASING


Dosen : Early Armein

Disusun Oleh Kelompok 4 :
Aji Asmoro Putro                    (20213524)
Edwin Budi P                          (22213772)
Fadhil Ananda                         (23213034)
Kurniawan Umar H                 (24213900)

4EB21
Universitas Gunadarma
PTA 2017


PENDAHULUAN
Translasi mata uang asing berbeda dengan konversi mata uang asing. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Terkadang sulit dibedakan antara konversi dan translasi oleh karena itu, penting untuk mengetahui teorinya agar dapat membedakan dalam praktinya. Perusahaan di Indonesia tidak hanya melakukan transaksi dengan perusahaan lokal akan tetapi juga melakukan transaksi internasional bahkan ada yang membuka cabang di negara lain ataupun melakukan merger dengan perusahaan luar negeri. Sehingga diperlukan pengetahuan mendalam mengenai translasi dan konversi.
Translasi tidak sama dengan konversi atau pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Translasi hanya perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatatakan dalam pound inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi. Saldo – saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan pedagang professional.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.
1.        Pengertian Translasi Mata Uang Asing
“Transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi dengan menggunakan mata uang selain mata uang fungsional.” (Andre, 2014)
Sedangkan kegiatan usaha luar negeri adalah perusahaan yang merupakan perusahaan anak, perusahaan asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara atau mata uang selain negara atau mata uang perusahaan pelapor. Disamping itu, bank dan perusahaan dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang asing.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 Tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing dijelaskan bahwa entitas dalam melakukan aktivitasnya dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi dimana perusahaan beroperasi yaitu lingkungan entitas tersebut dalam menghasilkan dan mengeluarkan kas. Pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi, entitas menggunakan mata uang yang disebut mata uang Fungsional.
Penerapan PSAK No.10 Tahun 2012 yang telah mengadopsi IFRS sangatlah penting karena sistem pelaporan keuangan Perusahaan dapat disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia maupun di dunia internasional sehingga dapat mempermudah Perusahaan apabila melakukan transaksi dengan perusahaan di negara lain maupun mencari investor asing. Selain itu, penerapan PSAK No. 10 tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing berpengaruh sangat signifikan bagi penyusunan laporan keuangan, jika dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan tidak menerapkan PSAK tersebut maka kemungkinan besar auditor tidak akan memberikan pendapat atau disclamare terhadap laporan keuangan Perusahaan. Dalam melakukan pencatatan transaksi mata uang asing terdapat dua metode yang dapat digunakan yaitu:
1.      Single currency (satu jenis mata uang);
2.      Multi currency (lebih dari satu jenis mata uang).

Alasan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1.      Mencatat transaksi mata uang asing.
2.      Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.
3.      Berkomunikasi dengan peminat saham asing.
4.      Agar para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri.
5.      Translasi mata uang asing merupakan tantangan bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi keuangan, karena banyak metode translasi yang dapat digunakan yang menyebabkan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi.
6.      Translasi juga dapat digunakan untuk memberikan kemudahan bagi pembaca laporan keuangan, praktek ini sering disebut sebagai translasi kemudahan (Confenience).





Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward atau pasar swap.
1.      Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai factor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan pada saham nasional dan espektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya, kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
2.      Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan dating. Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot atau sebagai tingkat pasar forward.
3.      Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan atau penjualan forward yang simultan atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.
4.      Jika nilai tukar mata uang asing relatif stabil. translasi mata uang asing keuangan tidak akan sulit daripada mentranslasikan perinchi atau kaki terhadap pedanaan metric tersebut. Bagaimanapun, nilai tukar tidak pernah stabil. Sistem keuangan pada kebanyakan negara industri sangat bebas dalam menentukan nilai mereka sendiri pada pasar saham.

2.        Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK No. 10 Tahun 2012
Tujuan PSAK No. 10 (IAI 2012:10.1) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing adalah menjelaskan bagaimana memasukkan Transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan perusahaan serta bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian (mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan). Selain itu, PSAK No. 10 tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing juga menjelaskan permasalahan utama dalam menentukan kurs mana yang digunakan dan bagaimana melaporkan pengaruh dari perubahan kurs dalam laporan keuangan. PSAK No. 10 (IAI 2012:10.1) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing diterapkan pada:
1.      Transaksi akuntansi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali Transaksi dan saldo derivatif yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan mengenai pengakuan dan pengukuran. Namun, terdapat Transaksi derivatif dalam mata uang asing yang tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan mengenai pengakuan dan pengukuran, misalnya beberapa derivatif dalam mata uang asing yang melekat pada kontrak lain, termasuk dalam ruang lingkup PSAK No. 10 tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. PSAK No. 10 Tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing juga diterapkan ketika entitas menjabarkan jumlah yang terkait dengan derivatif dari mata uang fungsionalnya ke dalam mata uang penyajiannya.
2.      Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk dalam laporan keuangan entitas dengan cara konsolidasi, konsolidasi proposional, atau metode ekuitas.
3.      Menjabarkan hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian.

3.        Pengaruh Alternatif Kurs Translasi Terhadap Laporan Keuangan
Dalam melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic dapat digunakan 3 nilai tukar yaitu antar lain:
1.      Kurs kini (current) adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan
  1. Kurs historis (historical) adalah nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata unag asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam dalam mata uang asing pertama kali terjadi.
  2. Kurs rata-rata (average) adalah rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini.
Pada saat mempertimbangkan keuntungan dan kerugian nilai tukar penting untuk membedakan antara keuntungan atau kerugian dari transaksi dan tranlasi. suatu transaksi yang direalisasi menimbulkan keuntungan dan kerugian yang nyata. seacara umum para akuntan menyutujui bahwa keuntungan dan kerugian seperti itu harus tercermin secepatnya dalam laba. sebaliknya, penyesuain translsasi bersifat belum direalisasi atau masih diatas kertas. Kegiatan operasional yang memberikan keuntungan sebelum transaksi mata uang asing mungkin akan mengalami kerugian atau keuntungan yang menurun setelah translasi mata uang asing.
4.        Keuntungan dan Kerugian Translasi Mata Uang :
1.      Penangguhan
Beberapa analisis tentang penangguhan dengan dasar bahwa nilai tukar tidak akan berbalik dengan sendirinya. Bahkan jika terjadi, penyesuaian karena nilai tukar penangguhan dalam memprediksi perubahan nilai tukar adalah tugas yang paling sulit.
2.      Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian serta mengamortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca terkait. Pendekatan semacam ini terkadang dikritik dengan dasar teori dan praktik.
3.      Penangguhan Sebagian
Pilihian ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan dan kerugian hasil translasi mata uang asing adalah dengan mengakui kerugian segera saat terjadi, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika terealisasi.
4.      Tidak Ada Penangguhan
Pilihan laporan akhir yang dilakukan oleh banyak perusahaan diseluruh dunia adalah untuk mengenali secara cepat mengenai keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dalam laporan laba-rugi.
5.      Pengembanagan Akuntansi Translasi Mata Uang Asing

1.      Sebelum 1965
Praktik translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin (ARB No. 4) yang kemudian diterbitkan kembali sebagai Bab 12 dalam ARB No. 43. Pernyataan ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini. Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan ke dalam laba. Keuntungan atau kerugian bersih saling dihapuskan selama periode berjalan. Kerugian translasi bersih diakui dalam laba tahun berjalan, sedangkan keuntungan translasi bersih ditangguhkan dalam akun penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa mendatang.
2.      1965 – 1975
Bab 12 ARB No. 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini. Dalam keadaan tertentu, persediaan dapat ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdsarkan kurs kini apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar besar (dan dianggap tetap). Setiap berbedaan akuntansi disebabkan oleh penyajian ulang utang diperlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perubahan terhadap ARB No. 43 kini memberikan pilihan translasi yang lain bagi perusahaan.
3.      1975 – 1981
Untuk mengakhiri keanekaragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan dan kerugian translasi dan transaksi mata uang asing harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai tukar.
Reaksi perusahaan terhadap FAS 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan banyak yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 dikritik karena menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan juga menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan.
4.      1981 – hingga kini
Pada bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik terhadap 12 pernyataan pertama yang dikeluarkannya, dimana banyak yang menanggapi ketidakpuasan publik tentang FAS No. 8 sehingga FASB mempertimbangkan kembali FAS No. 8 dan setelah melalui banyak pertemuan dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.





DAFTAR PUSTAKA
IAI.2012. Standar Akuntansi Keuangan Edisi 1 juni 2012, Penerbit Ikatan Akuntansi Indonesia,Jakarta.
Kurniawati. Luciana. 2011, Analisis Penerapan PSAK 10 (revisi 2010) tentang selisih kurs terhadap laporan keuangan PT.Unitec Artha Makmur. http://library.binus.ac.id
Litsyani,Dinar Permata, 2012. Analisis Penerapan PSAK 10 (revisi 2010) pada perusahaan batu bara (studi kasus PT. MMM) http://lontar.ui.ac.id
Andre, Jenny, dan Rudy. ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.10 TAHUN 2012 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT. BANK CENTRAL ASIA (BCA) TBK. Diakses 04 Juli 2017. Hal 344-346
Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010:Salemba Empat.

REVIEW JURNAL



PENGARUH PELEMAHAN NILAI TUKAR MATA UANG LOKAL (IDR) TERHADAP NILAI EKSPOR (Studi Pada Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia Tahun 2009-2013)
1.      Pendahuluan
Fluktuasi nilai tukar mata uang memiliki pengaruh terhadap setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan ekspor maupun impor. Fluktuasi kurs memiliki dampak pada nilai perusahaan karena dapat berpengaruh pada jumlah arus masuk kas yang diterima dari kegiatan ekspor perusahaan atau dari anak perusahaan, yang mempengaruhi jumlah arus keluar kas yang digunakan untuk membayar impor (Sukirno, 2006:362). Kurs nilai tukar suatu mata uang mengukur nilai satu satuan mata uang terhadap mata uang lain, jika terdapat perubahan pada kondisi ekonomi maka kurs mata uang dapat berubah cukup besar.
Penguatan nilai tukar mata uang tidak selalu memiliki dampak yang positif terhadap perusahaan, sama seperti pelemahan nilai tukar yang belum tentu berdampak negatif pada perusahaan, sebab fluktuasi nilai tukar mata uang akan menyebabkan terjadinya eksposur ekonomi dalam perdagangan bebas. Eksposur ekonomi adalah tingkat di mana nilai sekarang arus kas perusahaan dipengaruhi fluktuasi kurs, transaksi bisnis internasional yang memerlukan konversi mata uang mencerminkan eksposur transaksi, eksposur transaksi terjadi saat perkiraan transaksi kas masa depan suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs (Madura, 2006:413).
Kegiatan perdagangan ekspor impor mempunyai manfaat yang besar bagi semua pihak, baik pengusaha, masyarakat, atau pemerintah. Transaksi ekspor adalah transaksi perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam wilayah suatu teritorial ke luar wilayah pabean dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Bagi perekonomian Indonesia, kegiatan ekspor impor ini merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting. Ekspor merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, serta menyajikan akses ke sumber daya yang langka dan pasar pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk ekspor yang mana tanpa produk-produk tersebut, maka negara-negara miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan perekonomian nasionalnya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki nilai ekspor CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia, selain itu CPO merupakan salah satu tulang punggung ekspor Indonesia, dari total 54,527 juta ton produksi CPO dunia, Indonesia memasok sebesar 28 juta ton pada tahun 2012 (www.ptpn6.com).Crude Palm Oil (CPO) merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia.

2.      Teori yang mendukung
Definisi nilai tukar atau kurs (foreign exchange rate) adalah nilai mata uang suatu negara relatif terhadap nilai mata uang negara lain. Karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang, maka titik keseimbangannya ditentukan oleh penawaran dan permintaan dari kedua mata uang tersebut.
Faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang :
1.      Tingkat Inflasi Relatif
2.      Suku Bunga Relatif
3.      Tingkat Pendapatan Relatif
4.      Pengendalian Pemerintah
5.      Prediksi Pasar
6.      Interaksi Faktor
Nilai arus kas yang diterima perusahaan dalam berbagai satuan mata uang asing dapat terkena dampak kurs dari masing – masing mata uang tersebut saat dikonversi menjadi mata uang yang diinginkan. Dengan cara yang sama, nilai arus kas keluar perusahaan dalam berbagai satuan mata uang akan tergantung dari kurs masing – masing mata uang tersebut. Seberapa jauh nilai transaksi kas masa depan akan terpengaruh oleh fluktuasi kurs disebut sebagai eksposur transaksi (Madura, 2006:379).
3.      Metode penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang meneliti sampel atau populasi tertentu dalam suatu kelompok, dengan menggunakan teknik dan pengambilan sampel yang sesuai dengan data yang diinginkan (Sugiyono, 2008:13). Mengidentifikasi variable dengan menggunakan variable x dan y, serta menganalisis dengan analisis deskriptif dan analisis inferensial.

4.      Pembahasan
A.    Depresiasi Nilai Tukar Rupiah
Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika didapat dengan menghitung pelemahan yang terjadi pada nilai tukar rupiah terhadap dollar. Nilai tukar rupiah terhadap dollar pada tahun 2009 dan 2010 cenderung stabil dengan hanya mengalami 3 bulan dan 5 bulan pelemahan yang terjadi dalam 1 tahun, dengan nilai rupiah terendah Rp. 11352.75 per $1 pada bulan februari tahun 2009, dan Rp. 9348.21 per $1, pada bulan februari tahun 2010, pelemahan nilai tukar rupiah pada tahun 2011 meningkat menjadi 7 bulan dalam 1 tahun dengan nilai rupiah terendah Rp. 9088.48 per $1 pada bulan desember, periode pelemahan nilai tukar terbanyak terdapat pada tahun 2012 selama 11 bulan dengan nilai rupiah terendah Rp. 9627.95 per $1 pada bulan desember, dan tahun 2013 selama 10 bulan dengan nilai rupiah terendah terdapat bulan desember dengan nilai Rp. 12087.10, per $1. Pelemahan nilai tukar rupiah ini disebabkan oleh imbas krisis ekonomi global yang terjadi di Eropa pada tahun 2012 yang dampaknya terjadi hingga tahun 2013.
B.     Nilai Ekspor
Nilai ekspor CPO Indonesia merupakan nilai total keseluruhan ekspor CPO Indonesia yang didata oleh badan pusat statistik Indonesia. Dapat dilihat bahwa nilai ekspor CPO Indonesia cenderung bergerak fluktuatif, hal ini disebabkan faktor permintaan pasar dan harga CPO dunia yang belum stabil, walau nilai ekspor CPO Indonesia cenderung bergerak fluktuatif tetapi memiliki trend yang terus meningkat jika dilihat dari tahun ke tahun. Pada tabel 4.3Nilai Ekspor CPO Indonesia Tahun 2009 – 2013, dapat dilihat bahwa pada periode tahun 2009 ekspor CPO tertinggi adalah $1,065,012,919 saat nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar 1.6% pada bulan Februari. Pada periode tahun 2010 ekspor CPO tertinggi adalah $951,124,469 saat nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,94% pada bulan Desember. Pada tahun 2011 ekspor CPO tertinggi adalah $1,076,272,473 saat nilai tukar rupiah mengalami penguatan dan menjadi Rp.8,555,80 per $1 , periode tahun 2012 ekspor CPO tertinggi sebesar $877,941,583 yang terjadi pada bulan November dengan persentase depresiasi 0,321%, dan pada periode tahun 2013 ekspor CPO tertinggi sebesar $1.268.589.565 yang terjadi pada bulan November dengan persentase depresiasi mencapai 2,16%, dapat diketahui bahwa perubahan nilai mata uang rupiah yang melemah terhadap dollar mempengaruhi penawaran ekspor CPO Indonesia sehingga pada saat rupiah mengalami trend yang terdepresiasi diikuti dengan jumlah ekspor yang semakin tinggi.
C.     Uji Normalitas
Berdasarkan dari pengujian Kolmogorov-Smirnov, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,701. Karena nilai signifikansi lebih besar daripada 𝛂 = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi yang berarti residual berdistribusi normal.
D.    Uji Heteroskedastisitas
Pada tabel uji heteroskedastisitas diketahui bahwa nilai signifikansi variabel independen yaitu Depresiasi (X) lebih dari α=0,05, yaitu sebesar 0,132 sehingga H0 diterima, dan dapat disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam yang homogen atau dengan kata lain tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
E.     Uji Regresi
Berdasarkan pengujian regresi diperoleh, nilai RSquare dari variabel X adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan nilai Depresiasi (X) sebesar 1% akan diikuti oleh peningkatan nilai variabel nilai ekspor (Y) sebesar 0,28676% dilihat dari nilai Rsquare, dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain tetap. Nilai uji statistik F untuk menguji goodness of fit dari model regresi linear sederhana ini, hasilnya menunjukan bahwa model ini cukup baik dengan nilai F sebesar 13,267.
F.      Pengujian Hipotesis
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Depresiasi (X1) yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Nilai Ekspor (Y). Interpretasi hasil uji t untuk masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut: Variabel Depresiasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai ekspor. Hal ini dapat dilihat dari signifikansi yang menunjukkan angka yang lebih kecil dari α=0,05 dan nilai statistik uji |thitung| lebih besar dari ttabel (4,963 > 2,032). Apabila dilihat dari persamaan regresinya, menunjukkan bahwa variabel Depresiasi mempunyai koefisien regresi positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan Depresiasi akan mengakibatkan peningkatan Nilai Ekspor. Dari kedua perbandingan tersebut dapat diambil keputusan H0 ditolak pada taraf α=0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Depresiasi berpengaruh signifikan terhadap Nilai Ekspor (Y).
G.    Pengaruh Variabel Bebas Depresiasi terhadap Nilai Ekspor
Hasil penelitian menunjukkan Depresiasi berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor dengan nilai statistik uji |thitung| lebih besar dari tabel (4,963> 2,032).Selain itu, berdasarkan dari nilai signifikansi pada tabel anova, yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Dari kedua perbandingan tersebut dapat diambil keputusan H0 ditolak pada taraf α=0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Depresiasi berpengaruh signifikan terhadap Nilai Ekspor (Y). Berdasarkan hasil analisis regresi melalui uji t menunjukkan variabel Depresiasi berpengaruh signifikan terhadap Nilai Ekspor dengan nilai sebesar 4,963 yang berarti bahwa setiap terjadi kenaikan satu persen efisiensi Depresiasi akan diikuti dengan kenaikan sebesar 2,032.

5.      Kesimpulan
Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap nilai ekspor. Variabel bebas yang digunakan adalah Depresiasi (X), sedangkan Nilai Ekspor (Y) menjadi variabel terikat. Berdasarkan pada uji hipotesis dapat diketahui bahwa: Variabel depresiasi (X) berpengaruh siginifikan terhadap variabel nilai ekspor (Y), Hal ini dapat diartikan bahwa terjadinya pelemahan nilai tukar mata uang mata uang lokal secara signifikan mempengaruhi terjadinya kenaikan nilai ekspor.

Pendapat kelompok : Jurnal ini sudah baik dan cukup jelas, sehingga kami mengetahui apa dampak nilai tukar mata uang lokal terhadap nilai ekspor. Agar berdampak positif pelaku bisnis agar memperhatikan dengan seksama pergerakan fluktuasi nilai tukar mata uang dan mampu memprediksi pergerakan fluktuasi nilai tukar mata uang dimasa yang akan datang, sehingga dapat menyiapkan strategi bisnis yang tepat.