Selasa, 11 Juli 2017

TEORI TRANSLASI MATA UANG ASING



MAKALAH
AKUNTANSI INTERNASIONAL
TEORI TRANSLASI MATA UANG ASING


Dosen : Early Armein

Disusun Oleh Kelompok 4 :
Aji Asmoro Putro                    (20213524)
Edwin Budi P                          (22213772)
Fadhil Ananda                         (23213034)
Kurniawan Umar H                 (24213900)

4EB21
Universitas Gunadarma
PTA 2017


PENDAHULUAN
Translasi mata uang asing berbeda dengan konversi mata uang asing. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Terkadang sulit dibedakan antara konversi dan translasi oleh karena itu, penting untuk mengetahui teorinya agar dapat membedakan dalam praktinya. Perusahaan di Indonesia tidak hanya melakukan transaksi dengan perusahaan lokal akan tetapi juga melakukan transaksi internasional bahkan ada yang membuka cabang di negara lain ataupun melakukan merger dengan perusahaan luar negeri. Sehingga diperlukan pengetahuan mendalam mengenai translasi dan konversi.
Translasi tidak sama dengan konversi atau pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Translasi hanya perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatatakan dalam pound inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi. Saldo – saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan pedagang professional.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.
1.        Pengertian Translasi Mata Uang Asing
“Transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi dengan menggunakan mata uang selain mata uang fungsional.” (Andre, 2014)
Sedangkan kegiatan usaha luar negeri adalah perusahaan yang merupakan perusahaan anak, perusahaan asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara atau mata uang selain negara atau mata uang perusahaan pelapor. Disamping itu, bank dan perusahaan dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang asing.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 Tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing dijelaskan bahwa entitas dalam melakukan aktivitasnya dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi dimana perusahaan beroperasi yaitu lingkungan entitas tersebut dalam menghasilkan dan mengeluarkan kas. Pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi, entitas menggunakan mata uang yang disebut mata uang Fungsional.
Penerapan PSAK No.10 Tahun 2012 yang telah mengadopsi IFRS sangatlah penting karena sistem pelaporan keuangan Perusahaan dapat disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia maupun di dunia internasional sehingga dapat mempermudah Perusahaan apabila melakukan transaksi dengan perusahaan di negara lain maupun mencari investor asing. Selain itu, penerapan PSAK No. 10 tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing berpengaruh sangat signifikan bagi penyusunan laporan keuangan, jika dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan tidak menerapkan PSAK tersebut maka kemungkinan besar auditor tidak akan memberikan pendapat atau disclamare terhadap laporan keuangan Perusahaan. Dalam melakukan pencatatan transaksi mata uang asing terdapat dua metode yang dapat digunakan yaitu:
1.      Single currency (satu jenis mata uang);
2.      Multi currency (lebih dari satu jenis mata uang).

Alasan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1.      Mencatat transaksi mata uang asing.
2.      Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.
3.      Berkomunikasi dengan peminat saham asing.
4.      Agar para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri.
5.      Translasi mata uang asing merupakan tantangan bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi keuangan, karena banyak metode translasi yang dapat digunakan yang menyebabkan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi.
6.      Translasi juga dapat digunakan untuk memberikan kemudahan bagi pembaca laporan keuangan, praktek ini sering disebut sebagai translasi kemudahan (Confenience).





Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward atau pasar swap.
1.      Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai factor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan pada saham nasional dan espektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya, kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
2.      Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan dating. Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot atau sebagai tingkat pasar forward.
3.      Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan atau penjualan forward yang simultan atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.
4.      Jika nilai tukar mata uang asing relatif stabil. translasi mata uang asing keuangan tidak akan sulit daripada mentranslasikan perinchi atau kaki terhadap pedanaan metric tersebut. Bagaimanapun, nilai tukar tidak pernah stabil. Sistem keuangan pada kebanyakan negara industri sangat bebas dalam menentukan nilai mereka sendiri pada pasar saham.

2.        Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK No. 10 Tahun 2012
Tujuan PSAK No. 10 (IAI 2012:10.1) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing adalah menjelaskan bagaimana memasukkan Transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan perusahaan serta bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian (mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan). Selain itu, PSAK No. 10 tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing juga menjelaskan permasalahan utama dalam menentukan kurs mana yang digunakan dan bagaimana melaporkan pengaruh dari perubahan kurs dalam laporan keuangan. PSAK No. 10 (IAI 2012:10.1) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing diterapkan pada:
1.      Transaksi akuntansi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali Transaksi dan saldo derivatif yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan mengenai pengakuan dan pengukuran. Namun, terdapat Transaksi derivatif dalam mata uang asing yang tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan mengenai pengakuan dan pengukuran, misalnya beberapa derivatif dalam mata uang asing yang melekat pada kontrak lain, termasuk dalam ruang lingkup PSAK No. 10 tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. PSAK No. 10 Tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing juga diterapkan ketika entitas menjabarkan jumlah yang terkait dengan derivatif dari mata uang fungsionalnya ke dalam mata uang penyajiannya.
2.      Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk dalam laporan keuangan entitas dengan cara konsolidasi, konsolidasi proposional, atau metode ekuitas.
3.      Menjabarkan hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian.

3.        Pengaruh Alternatif Kurs Translasi Terhadap Laporan Keuangan
Dalam melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic dapat digunakan 3 nilai tukar yaitu antar lain:
1.      Kurs kini (current) adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan
  1. Kurs historis (historical) adalah nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata unag asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam dalam mata uang asing pertama kali terjadi.
  2. Kurs rata-rata (average) adalah rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini.
Pada saat mempertimbangkan keuntungan dan kerugian nilai tukar penting untuk membedakan antara keuntungan atau kerugian dari transaksi dan tranlasi. suatu transaksi yang direalisasi menimbulkan keuntungan dan kerugian yang nyata. seacara umum para akuntan menyutujui bahwa keuntungan dan kerugian seperti itu harus tercermin secepatnya dalam laba. sebaliknya, penyesuain translsasi bersifat belum direalisasi atau masih diatas kertas. Kegiatan operasional yang memberikan keuntungan sebelum transaksi mata uang asing mungkin akan mengalami kerugian atau keuntungan yang menurun setelah translasi mata uang asing.
4.        Keuntungan dan Kerugian Translasi Mata Uang :
1.      Penangguhan
Beberapa analisis tentang penangguhan dengan dasar bahwa nilai tukar tidak akan berbalik dengan sendirinya. Bahkan jika terjadi, penyesuaian karena nilai tukar penangguhan dalam memprediksi perubahan nilai tukar adalah tugas yang paling sulit.
2.      Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian serta mengamortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca terkait. Pendekatan semacam ini terkadang dikritik dengan dasar teori dan praktik.
3.      Penangguhan Sebagian
Pilihian ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan dan kerugian hasil translasi mata uang asing adalah dengan mengakui kerugian segera saat terjadi, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika terealisasi.
4.      Tidak Ada Penangguhan
Pilihan laporan akhir yang dilakukan oleh banyak perusahaan diseluruh dunia adalah untuk mengenali secara cepat mengenai keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dalam laporan laba-rugi.
5.      Pengembanagan Akuntansi Translasi Mata Uang Asing

1.      Sebelum 1965
Praktik translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin (ARB No. 4) yang kemudian diterbitkan kembali sebagai Bab 12 dalam ARB No. 43. Pernyataan ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini. Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan ke dalam laba. Keuntungan atau kerugian bersih saling dihapuskan selama periode berjalan. Kerugian translasi bersih diakui dalam laba tahun berjalan, sedangkan keuntungan translasi bersih ditangguhkan dalam akun penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa mendatang.
2.      1965 – 1975
Bab 12 ARB No. 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini. Dalam keadaan tertentu, persediaan dapat ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdsarkan kurs kini apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar besar (dan dianggap tetap). Setiap berbedaan akuntansi disebabkan oleh penyajian ulang utang diperlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perubahan terhadap ARB No. 43 kini memberikan pilihan translasi yang lain bagi perusahaan.
3.      1975 – 1981
Untuk mengakhiri keanekaragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan dan kerugian translasi dan transaksi mata uang asing harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai tukar.
Reaksi perusahaan terhadap FAS 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan banyak yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 dikritik karena menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan juga menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan.
4.      1981 – hingga kini
Pada bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik terhadap 12 pernyataan pertama yang dikeluarkannya, dimana banyak yang menanggapi ketidakpuasan publik tentang FAS No. 8 sehingga FASB mempertimbangkan kembali FAS No. 8 dan setelah melalui banyak pertemuan dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.





DAFTAR PUSTAKA
IAI.2012. Standar Akuntansi Keuangan Edisi 1 juni 2012, Penerbit Ikatan Akuntansi Indonesia,Jakarta.
Kurniawati. Luciana. 2011, Analisis Penerapan PSAK 10 (revisi 2010) tentang selisih kurs terhadap laporan keuangan PT.Unitec Artha Makmur. http://library.binus.ac.id
Litsyani,Dinar Permata, 2012. Analisis Penerapan PSAK 10 (revisi 2010) pada perusahaan batu bara (studi kasus PT. MMM) http://lontar.ui.ac.id
Andre, Jenny, dan Rudy. ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.10 TAHUN 2012 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT. BANK CENTRAL ASIA (BCA) TBK. Diakses 04 Juli 2017. Hal 344-346
Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010:Salemba Empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar